Lampu ungu membentuk lingkaran di DOME234, sementara layar bergrafis kosmik memantul di helm-helm replika UFO. Di tengah gegap musik, Mahjong Wins 3 muncul sebagai pusat perhatian.
Dentuman koplo ala Rhoma menggiring tempo yang naik turun. Publik menepuk tangan mengikuti ketukan, menciptakan ritme yang terasa sinkron dengan putaran layar.
Malam itu ramai namun tertata. Band lokal menyisipkan medley Rhoma era lawas, membuat suasana menjadi campuran nostalgia dan futuristik. Banyak pengunjung datang untuk menikmati tontonan dan strategi ringan yang dibahas di panggung samping.
Panggung utama mengusung konsep “galactic dangdut” dengan tata cahaya yang berputar seperti orbit. Visual nebula hadir di belakang pemain, menambahkan aksen ruang angkasa pada setiap jeda.
Ritme dangdut memberi acuan tempo untuk jeda putaran. Penonton merespon dengan goyangan kecil, sementara pemandu acara menjaga jarak antar sesi agar fokus tak terpental.
Di sela jeda, host menyalakan sirene pendek sebagai tanda pergantian segmen. Isyarat akustik itu membantu orang berhenti tepat waktu tanpa perlu saling mengingatkan.
Daftar lagu diolah dari katalog Rhoma yang bertempo menengah. Aransemen dibuat lebih padat di bagian ketipung agar selaras dengan dorongan adrenalin di lantai.
Ketika reff familiar muncul, suasana komunal terasa. Orang-orang menyanyi pelan sambil mengangkat ponsel, mencatat momen yang menurut mereka tepat untuk rehat sejenak dari layar.
Game ini ditampilkan dalam durasi pendek, bergantian dengan segmen musik. Pemandu menekankan sesi yang terukur, dengan batas waktu jelas agar energi tetap stabil.
Pendekatan tersebut membuat putaran tidak liar. Tujuannya menjaga napas permainan tetap konsisten, sehingga pengunjung bisa mengombinasikan momen musik dengan fokus visual tanpa terpancing euforia berlebihan.
Timer digital terlihat jelas di sisi layar. Ketika angka mundur mencapai nol, sesi ditutup rapih dan penonton diajak kembali ke musik untuk menetralkan emosi.
Bagian pola disampaikan sebagai referensi ritme, bukan janji apa pun. Setiap baris menyesuaikan rasa panggung dan jeda musik.
Rangkaian ini mengajak pemain menjaga disiplin waktu. Durasi tiap blok dipilih acak agar tidak terpaku angka bulat dan tetap segar.
Di sisi hall, stan aksesori bertema alien ramai didatangi penggemar. Pemiliknya tampak tersenyum dengan tumpukan nota di laci.
“Yang bikin beda itu suasananya,” ujar Wayan, penjual alien merch asal Denpasar. “Begitu Rhoma dibawain versi galaksi, orang belanja sambil cerita, lalu saya ikut hapal pola jeda yang mereka pakai.”
Ia menyebut perolehan malam itu menyentuh Rp85.600.000 dari paket kaus, stiker fosfor, hingga lampu helm mini. Penjualan meningkat saat lagu-lagu nostalgia diputar bersamaan dengan jeda sesi.
Nominal tersebut bukan semata faktor keramaian. Penataan alur kegiatan di DOME234 rapi, dari antrean tiket, penanda jalur, hingga jeda musik yang terukur.
Koleksi UFO di foyer menjadi magnet visual. Orang berhenti sejenak untuk foto, berlanjut ke stan merchandise, lalu kembali ke area panggung saat pemandu memanggil sesi berikutnya.
Transaksi tercatat rapi dengan barcode sederhana harian.
Kunci dari malam bertema kosmos ini adalah keseimbangan. Musik dangdut nostalgia memberi pelengkap, sementara pola berfungsi sebagai pagar ritme dan pengingat batas.
Bagi yang hadir, kombinasi tersebut terasa wajar dan menyenangkan. Fokus terjaga, jeda diatur, dan energi tetap solid hingga lampu diturunkan.
Pada akhirnya, orang pulang dengan kepala ringan dan catatan ritme yang realistis.